Entri yang Diunggulkan

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Senin, 10 Oktober 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

 Berikut ini merupakan rangkuman, koneksi dan refleksi yang saya peroleh  setelah mempelajari modul 2.3 Coaching untuk supervise akademik

A.   Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh setelah mempelajari materi modul ini yaitu saya mampu memahami dan membedakan antara mentoring, consulting, conselling,  facilitatating, training dan coaching.Selain itu materi yang diperoleh adalah alur percakapan TIRTA (Tujuan dari permasalahan, Identifikasi masalah, rencana aksi dan tanggung jawab)  yang merupakan contoh model Coaching yang bisa diterapkan pada rekan sejawat atau murid. Pembelajaran lain yang saya dapatkan yaitu saya dapat melakukan penerapan tahapan supervise akademik mulai dari kegiatan pra observasi, observasi hingga pasca observasi


             Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar yaitu, ketika melakukan latihan dan praktik coaching kita harus benar benar hadir (presence) ketika coachee menyampaikan segala hal dan juga mendengarkan secara aktif. Hal ini bukan perkara yang mudah karena kadang kita tidak focus  dan pada saat mempelajari saya pada kondisi yang kurang sehat menyebabkan tingkat focus saya menjadi berkurang. Selain itu karena sakit suara saya saat melakukan Coaching tidak maksimal

 
           Hal yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan saya dalam proses belajar  pada modul ini antara lain, saya mampu untuk tetap focus dan presence (hadir) ketika kegiatan Coaching, saya dapat mendengarkan secara aktif dan juga dapat menangkap alur TIRTA saat kegiatan Coaching yang dilakukan bersama dengan rekan sejawat. Hal  yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan saya dalam proses belajar pada modul ini antara lain, saya masih perlu meingkatkan ketrampilan membuat pertanyaan yang berbobot.

.
Keterkaitan materi Coaching untuk supervise akademik terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi yaitu :

a.    Mematangkan kompetensi saya untuk mendalami karakteristik peserta didik terutama untuk menggali potensi dari peserta didik

b.    Memberikan perluasan pemahaman saya terhadap ketrampilan dalam membangun relasi dan komunikasi yang positif baik kepada peserta didik atau rekan sejawat.

c.    Dari segi kematangan diri, saya merasakan menjadi pribadi yang dapat lebih bijak dalam menghadapi persoalan dan permasalahan yang dihadapkan kepada saya, serta bisa berlaku lebih objektif dan tidak bersikap terburu buru untuk melabeli atau menghakimi peserta didik/rekan sejawat tanpa melihat duduk permasalahan yang sebenarnya dihadapi.

B.   Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP:
Setelah mempelajari modul Coaching berikut pertanyaan yang masih ingin saya eksplorasi lebih lanjut antara lain :

a.    Apakah ada model atau variasi Coaching yang dapat dilakukan selain menggunakan ALUR TIRTA?

b.    Bagaimana tingkat keberhasilan coaching terhadap perkembangan Coachee? Bagaimakaha cara mengukur keberhasilannya?

c.    Bagaimana penerapan Coaching yang sudah ada di wilayah Indonesia pada jenjang SMP? Adakah penelitian atau jurnal yang membahas tentang hal tersebut?

Hal yang menjadi wawasan (insight) baru stelah mempelajari modul Coaching ini antara lain :

a.    Untuk menjadi coach kita harus sering mempraktikkannya sehingga pola pola coaching dapat menjadi keseharian dalam aktivitas ketika kita menemukan murid atau rekan sejawat yang menghadapi permasalahan atau jika kedepannya kita menjadi kepala sekolah kita dapat menerapkan teknik Coaching ini sehingga guru yang kita pimpin dapat merasa nyaman dalam menyelesaikan permasalahn yang dihadapi

b.    Menjadi coaching membuka mata saya terhadap situasi situasi yang tidak terduga juga jawaban jawaban dari coachee ataupun teknik coachee dalam menyelesaikan masalah yang bervariasi

c.  Menjadi coaching memberikan wawasan baru kepada saya terutama di bidang psikologi dan konseling.


Tantangan yang saya hadapi antara lain  (baik tingkat sekolah maupun daerah) yaitu :

a.    Persepsi negative guru saat kegiatan supervise akademik

b.    Anggapan bahwa CGP seakan ikut campur pada ranah sekolah

c.    Keterlibatan rekan sejawat yang masih kurang dalam membersamai kegiatan aksi nyata CGP maupun diseminasi


Alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi yaitu :

a.    Berusaha membuat kondisi senyaman mungkin ketika melakukan kegiatan supervise akademik yang sesungguhnya

b.    Tetap berbagi hasil kegiatan CGP di sekolah maupun di komuitas belajar/ MGMP/ Grup WA yang tersedia

C.   Membuat keterhubungan

Pengalaman masa lalu. Sebelumnya saya tidak tahu perbedaan antara kegiatan mentoring, consulting, conselling,  facilitatating, training dan coaching. Serta berlatar dari pendidikan sebelumnya saya bukan berasal dari LPTK pencetak guru namun dari bidang murni IPA.namun beberapa hal yang bisa saya bandingkan antara lain pada kegiatan training saya sering mengalami kegiatan tersebut, begitu pula saat menjalani bimbingan (mentoring). Dengan mempelajari modul 2.3 semakin memperkaya pemahaman dan wawasan terhadap Coaching.


Setelah mendapatkan materi dan menerapkan Coaching di masa mendatang ketika saya akan menghadapi murid yang ingin kita tingkatkan potensinya maka saya akan melakukan teknik TIRTA agar murid saya dapat brkembang potensinya, Begitu pula ketika melakukan supervise akademik untuk rekan sejawat atau ketika berkapasitas sebagai kepala sekolah terhadap anak buah saya akan menerapkan pola pola Coaching yang sudah saya pelajari.


Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari yang terkoneksi dengan modul 2.3 antara lain :

a.    Modul 1.1, keterkaitannya yaitu sesuai dengan filosofi KHD dengan sistem among yang menuntun dari tenik Coaching ini kita menuntun coache untuk menemukan solusi maupun rencana dari pemikiran coachee itu sendiri.

b.    Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak, dengan teknik Coaching ini maka kita berpihak pada murid atau focus terhadap Coachee agar dapat dimaksimalkan potensinya . Juga kita mendorong coachee untuk menjadi pemimpin pembelajaran.

c.    Modul 1.3 Visi guru penggerak, dengan teknik coaching ini kita dapat menggali harapan atau impian dari Coachee dan juga mendorong coachee untuk dapat membuat rencana aksi dengan alur BAGJA

d.    Modul 1.4, Budaya positif, dengan teknik Coaching ini kita dapat memposisikan sebagai manajer yang dapat menguatkan karakter dari coachee agar dapat terkspresi secara maksimal.

e.    Modul 2.2, Pembelajaran KSE/PSE, dengan mempelajari Coaching ini kita dapat mengetahui kondisi social emosional dari Coachee dan mengembangkan 5 KSE dalam diri coachee yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, ketrampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab/

Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP saya dapatkan dengan cara menelusuri artikel terkait yang relevan dengan materi dengan menggunakan penelusuran Google Cendekia. Selain itu saya dapatkan melalui pelatihan maupun webinar dengan topic yang serupa modul 2.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar